Memutus rantai

Masih belum aku temukan matamu yang dulu.
Siapa, kamu siapa?
Ku kira kamu yang mati, ternyata aku.
Terimakasih sudah mampir sebentar hari ini,
dari bulan Agustus lalu.
Aku bangun dari tidur yang terlalu lama,
ternyata aku takut membawa hari yang utuh sendirian. Sebentar kamu tunjukkan caranya menjadi baik-baik saja.
Sekali lagi terimakasih,
aku tidak menyesal.
Akhir yang sama, tapi aku memutus rantainya!
Mari tertawa seperti dulu lagi?
Seperti awal kamu berkisah tentang calon istrimu yang selingkuh, aku balas kisah tentang malam mengerikan saat ibuku selingkuh. Lalu kita tertawa.
Dasar aneh, kenapa malah menertawakan hal menyakitkan begitu?
Selamat untukku yang tidak takut rugi bahkan di hari aku yakin akan kehilangan besar.
Aku tenang, aku selesai.

Comments

Popular posts from this blog

Habit 10 Hari Akhir Ramadhan

Bapak

Menjadi "gapapa"