Hati-hati hati.

Pernahkah aku bercerita tentang harga diriku yang berserakan? Waktu kamu tertawakan, waktu kamu sebut "telat dan sisa", waktu kamu sebut lemah dan bodoh. Waktu kamu jadikan aku pembanding hanya agar kamu merasa lebih baik tentang dirimu sendiri.

Pernahkah aku bercerita bagaimana menyedihkannya menangis sendirian di dalam kamar tepat setiap selesai sholat isya hingga waktu tidurku yang biasanya lebih dari jam 2 dini hari? Oh ya, kalau kamu mau tau ini terjadi sebulan lebih dan selalu seperti itu setiap malam.

Pernahkah aku ceritakan tentang ketakutan yang terlalu intens, yang selalu terngiang ketika aku melihat laki-laki yang aku cintai sangat akrab dengan teman terdekatku? Oh ya, mungkin menurut kamu ini cuma hal kekanak-kanakan. Aku lupa ceritaku memang tidak sepenting itu untuk dimengerti. Cuma tentang aku yang tidak bisa mengontrol diriku sendiri, bukan? Kalau saja bisa aku beri kamu kesempatan merasakan ketakutan yang aku alami, kamu mungkin akan mengerti.

Jika dan hanya jika, tulisan ini sampai pada hati seseorang di luar sana, aku harap secuplik kesedihanku ini jadi pelajaran untuk lebih perhatian sama efek dari kalimat yang diketik jari atau ucapan. Untuk alasan apapun; cuma becanda, biar akrab, dll.

Comments

Popular posts from this blog

Habit 10 Hari Akhir Ramadhan

Bapak