Jangan Silap
Ayah itu sumber pelajaran. Seneng banget kalo Ayah cerita tentang hidup.
Pernah diceritain tentang kehidupan eyang yang dulunya orang Solo kenapa sampai migrasi ke Subang. Ayah pernah ngalamin masa-masa jalan jongkok kalau main ke rumah eyangnya di Solo. Bahkan ART atau kang kebon di rumah ayah katanya dulu jalan jongkok kalo lagi menghadap eyang putri atau eyang kakung. Makanya pas nonton Bumi Manusia itu greget banget. Akhirnya bisa liat visualisasi dari apa yg ayah aku sering ceritain tentang budaya Jawa di masa itu.
Katanya, dulu ayah dipandang sebelah mata sama saudara sekandungnya karena dulu gaji pertama ayah kecil. Salut sih aku, ayah terus strive sampai bisa ada di posisi skg. Aku harus bisa jadi ayah, karena aku merasakan sebagai anak jadi punya ketenangan dalam segi ekonomi.
Sangat menyenangkan ya? Tapi jangan lupa ayah punya momok yang kayanya bagi orang-orang di tanah Subang itu aib banget. Ayah mengalami perceraian. Pengalaman menghadapi perceraian pernah menempatkan kami di titik terendah. Tapi gapapa, sekarang kami sudah melewati semua itu.
Itu lagi yang sering ayah omongin sama aku, kehidupan ini tidak selamanya.
Akan terlewati. Ada Allah, makanya rajin tirakat biar dijaga Allah. Jalani aja, lakukan apapun selama tidak berdosa.
Kalimat terakhir sering bgt diomongin sampai-sampai kayanya aku bisa nebak kalau ayah akan ngomong itu wkwk.
Kami juga sering perang dingin kok. Terlebih karena aku sama ayah itu sama-sama keras kepala. Aku kadang kekeuh sama pendapat aku dan ayah dengan titel orangtuanya juga kadang bikin ayah merasa kalau dia yang paling paham segalanya. Awalnya aku ga terima, tapi ayah pernah bilang kalau semua itu dasarnya cuma karena dia ingin yang terbaik buat anak-anaknya.
Cerita barusan kedengeran menyenangkan sekali yaa? Bertumbuh bersama ayah gituu~ yang mungkin kamu ga sadari adalah di balik banyaknya waktu yang aku habiskan sama ayah, ada cerita tentang kehilangan kesempatan bersama bunda.
Poinnya adalah apa yang aku tulis disini (atau yang orang-orang tulis disini) mungkin keliatan selalu positif dan hepihepiiii terus, seolah hidupnya ga ada celanya. Padahal mungkin di balik itu ada nestapa~
Jangan lupa kalau platform ini ada sebagai platform entertainment. Untuk menghibur. Hidup mereka bukan disini, hidup kamu bukan disini.
Alih-alih silap dengan kehidupan orang yang selalu terlihat bahagia di platform ini, mendingan dipake untuk menyebarkan informasi yang feadah.
Dulu aku bukan pengguna instagram, baru-baru ini aku sadar instagram bisa jadi pintu untuk mengenal dunia yang selama ini selalu ingin aku jelajahi. Dari instagram aku bisa tau tentang kejadian di negara lain, masalah apa yang mereka hadapi, sedang musim apa, dll. Begitu juga dengan platform lainnya kaya youtube, twitter, whatsapp, dll.
Lets use it wisely.
Pernah diceritain tentang kehidupan eyang yang dulunya orang Solo kenapa sampai migrasi ke Subang. Ayah pernah ngalamin masa-masa jalan jongkok kalau main ke rumah eyangnya di Solo. Bahkan ART atau kang kebon di rumah ayah katanya dulu jalan jongkok kalo lagi menghadap eyang putri atau eyang kakung. Makanya pas nonton Bumi Manusia itu greget banget. Akhirnya bisa liat visualisasi dari apa yg ayah aku sering ceritain tentang budaya Jawa di masa itu.
Katanya, dulu ayah dipandang sebelah mata sama saudara sekandungnya karena dulu gaji pertama ayah kecil. Salut sih aku, ayah terus strive sampai bisa ada di posisi skg. Aku harus bisa jadi ayah, karena aku merasakan sebagai anak jadi punya ketenangan dalam segi ekonomi.
Sangat menyenangkan ya? Tapi jangan lupa ayah punya momok yang kayanya bagi orang-orang di tanah Subang itu aib banget. Ayah mengalami perceraian. Pengalaman menghadapi perceraian pernah menempatkan kami di titik terendah. Tapi gapapa, sekarang kami sudah melewati semua itu.
Itu lagi yang sering ayah omongin sama aku, kehidupan ini tidak selamanya.
Akan terlewati. Ada Allah, makanya rajin tirakat biar dijaga Allah. Jalani aja, lakukan apapun selama tidak berdosa.
Kalimat terakhir sering bgt diomongin sampai-sampai kayanya aku bisa nebak kalau ayah akan ngomong itu wkwk.
Kami juga sering perang dingin kok. Terlebih karena aku sama ayah itu sama-sama keras kepala. Aku kadang kekeuh sama pendapat aku dan ayah dengan titel orangtuanya juga kadang bikin ayah merasa kalau dia yang paling paham segalanya. Awalnya aku ga terima, tapi ayah pernah bilang kalau semua itu dasarnya cuma karena dia ingin yang terbaik buat anak-anaknya.
Cerita barusan kedengeran menyenangkan sekali yaa? Bertumbuh bersama ayah gituu~ yang mungkin kamu ga sadari adalah di balik banyaknya waktu yang aku habiskan sama ayah, ada cerita tentang kehilangan kesempatan bersama bunda.
Poinnya adalah apa yang aku tulis disini (atau yang orang-orang tulis disini) mungkin keliatan selalu positif dan hepihepiiii terus, seolah hidupnya ga ada celanya. Padahal mungkin di balik itu ada nestapa~
Jangan lupa kalau platform ini ada sebagai platform entertainment. Untuk menghibur. Hidup mereka bukan disini, hidup kamu bukan disini.
Alih-alih silap dengan kehidupan orang yang selalu terlihat bahagia di platform ini, mendingan dipake untuk menyebarkan informasi yang feadah.
Dulu aku bukan pengguna instagram, baru-baru ini aku sadar instagram bisa jadi pintu untuk mengenal dunia yang selama ini selalu ingin aku jelajahi. Dari instagram aku bisa tau tentang kejadian di negara lain, masalah apa yang mereka hadapi, sedang musim apa, dll. Begitu juga dengan platform lainnya kaya youtube, twitter, whatsapp, dll.
Lets use it wisely.
Comments
Post a Comment