Satu kuncup mawar
Hari ini aku liat tanaman mawarku berbunga pertama kalinya sejak aku rawat sendiri. Aku baru tau kalo kuncup bunga mawar pertama itu ukurannya kecil, tapi akan semakin membesar di fase bunga berikutnya. Saat bunga udah mulai mekar, seolah semua tumbuh kembang tanaman itu fokus ke bunga aja. Tujuannya tegas; supaya bunganya mekar.
Pertumbuhan kuncup daun jadi perlu waktu yang lebih lama. Padahal sebelum si bunga ini mekar, tunas baru itu tumbuhnya cepet. Batangnya memanjang, cabangnya banyak, daunnya lebar.
Yang menarik buatku adalah, kenapa si kuncup bunga ukurannya akan makin besar sejalan dengan bertambahnya umur fase bunga.
Gini mungkin ya, tanaman itu kan butuh nutrisi untuk tumbuh. Sementara nutrisi itu diserap dengan usaha. Apakah tanamannya siap menyarap nutrisinya? Bisa kah dia olah nutrisinya? Seberapa cepat? Makanya, umur tanaman itu pengaruh disini. Kaya manusia aja, makin dekat fase dewasa, organnya makin siap untuk mengolah nutrisi menuju "fase berikutnya" yang akhirnya akan membuat ia lebih matang dari sebelumnya. Alhasil semakin bertambah umur fase bunga, kemungkinan ukuran bunganya makin besar karena pohon mawar pun umurnya semakin matang, jadi lebih siap untuk mengolah nutrisi yang ada di media.
Dari tanaman mawarku ini juga aku ngeliat, selama kita sedang bertumbuh kadang-kadang kita akan kena "hama". Sedikit banyak, si hama ini akan mengambil nutrisi yang seharusnya fully available for us. Maka ini harus diatasi, karena logikanya ya rugi, nutrisinya terbuang untuk sesuatu di luar target kita. Cara mengatasinya ini yang unik, karena ga bisa one solution applies for all. Kalo kena jamur, ya pake fungisida. Kalo kena hama serangga, bisa pake insektisida atau sengaja melihara kepik pemakan hama serangganya.
Ternyata banyak kesamaan antara ngurus tanaman dan "ngurus" manusia. Selama aku belajar berkebun ini banyak ups and downsnya, yang mana sangat wajar, namanya lagi belajar massé. Kalo tanamanku sakit, aku ga shaming diriku sendiri. Aku ga liat itu sebagai kegagalan, malahan, aku sigap banget cari solusi biar penyakitnya cepat tertangani.
Lalu apa yang membuatmu, Shaskia, merasa kamu gagal ketika kamu "sakit" atau masa kini mu tidak sesuai dengan yang kamu inginkan? Ego.
Solusinya, mengutip dari tulisanku sendiri, "namanya lagi belajar massé".
A side note, cara memandang hama pada tumbuhan juga sebenernya luas. Ada yang ingin berbagi dengan mereka jadi dibiarkan hidup selama dalam populasi yang wajar dan tidak merusak masif, ada juga perawat tanaman yang stress mikirin kutu putih padahal tanamannya sendiri chill aja. Semuanya tergantung cara kita ngeliat sesuatu, inget baik-baik aja tujuanmu apa.
Comments
Post a Comment